Jumat, 02 September 2016

Puisi Aku



AKU 
Chairil Anwar

Kalau sampai waktuku
‘Ku mau tak seorang kan merayu
Tidak juga kau

Tak perlu sedu sedan itu

Aku  ini binatang jalang
Dari kumpulannya yang terbuang

Biar peluru menembus kulitku
Aku tetap meradang menerjang

Luka dan bisa kubawa berlari
Berlari
Hingga hilang pedih peri

Dan aku akan lebih tidak perduli

Aku mau hidup seribu tahun lagi


Maret 1943







Parafrase puisi Aku

Jika waktuku sudah tiba, walaupun banyak orang yang merayuku aku tidak ingin dirayu oleh orang. Termasuk juga mereka atau siapapun itu. Aku merasa tidak ingin ada seorangpun menangis karenaku karena aku adalah orang tidak layak untuk ditangisi. Aku hanyalah orang yang tidak baik hidup di dunia ini. Karena aku adalah orang yang berasal dari kumpulan orang yang terbuang. Aku hanyalah sampah masyaraat di dunia ini.
Walaupun banyak penderitaaan yang datang kepadaku seperti peluru yang menembus kulit, aku tidak akan peduli. Aku akan tetap meradang dan menerjang dengan semangat yang bergelora serta keteguhan hatiku pada pendirianku dan jiwa yang pantang menyerah. Akan kubawa segala penderitaan dan menjadi luka yang nembekas dan segala ketakutan bagaikan bisayang memtikan diriku. Akan kubawa pergi semuanya itu dan meninggalkannya pada sebuah kenangan. Jika tiba saatnya rasa sakit yang aku alami akan hilang, semua ketakutan dan penderitaanku akan lenyap.
Aku berusaha untuk tidak berhenti apapun yang berada dihadapanku termasuk ketakutan hari esok. Aku berusaha untuk peduli pada keinginanku yaitu, hidup seribu tahun lagi. Walau pun itu tidak mungkin, tapi aku berharap masih ada waktu yang tersisa untuk melakukan segala keinginan aku, tanpa adanya rasa kekhawatiran terhadap penderitaan dan ketakutan ini.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar