AKU
Chairil Anwar
Kalau sampai waktuku
‘Ku mau tak seorang kan merayu
Tidak juga kau
Chairil Anwar
Kalau sampai waktuku
‘Ku mau tak seorang kan merayu
Tidak juga kau
Tak perlu sedu sedan itu
Aku ini binatang jalang
Dari kumpulannya yang terbuang
Biar peluru menembus kulitku
Aku tetap meradang menerjang
Luka dan bisa kubawa berlari
Berlari
Hingga hilang pedih peri
Dan aku akan lebih tidak perduli
Aku mau hidup seribu tahun lagi
Maret 1943
Parafrase puisi Aku
Jika waktuku sudah
tiba, walaupun banyak orang yang merayuku aku tidak ingin dirayu oleh orang.
Termasuk juga mereka atau siapapun itu. Aku merasa tidak ingin ada seorangpun
menangis karenaku karena aku adalah orang tidak layak untuk ditangisi. Aku
hanyalah orang yang tidak baik hidup di dunia ini. Karena aku adalah orang yang
berasal dari kumpulan orang yang terbuang. Aku hanyalah sampah masyaraat di
dunia ini.
Walaupun banyak
penderitaaan yang datang kepadaku seperti peluru yang menembus kulit, aku tidak
akan peduli. Aku akan tetap meradang dan menerjang dengan semangat yang
bergelora serta keteguhan hatiku pada pendirianku dan jiwa yang pantang
menyerah. Akan kubawa segala penderitaan dan menjadi luka yang nembekas dan
segala ketakutan bagaikan bisayang memtikan diriku. Akan kubawa pergi semuanya
itu dan meninggalkannya pada sebuah kenangan. Jika tiba saatnya rasa sakit yang
aku alami akan hilang, semua ketakutan dan penderitaanku akan lenyap.
Aku berusaha untuk
tidak berhenti apapun yang berada dihadapanku termasuk ketakutan hari esok. Aku
berusaha untuk peduli pada keinginanku yaitu, hidup seribu tahun lagi. Walau
pun itu tidak mungkin, tapi aku berharap masih ada waktu yang tersisa untuk
melakukan segala keinginan aku, tanpa adanya rasa kekhawatiran terhadap
penderitaan dan ketakutan ini.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar