Pagi
yang indah, matahari bersinar cerah. Hatiku senang sekali, karena hari ini
adalah tanggal 17 Agustus, ya! Hari
kemerdekaan Indonesia. Jauh hari sebelum tanggal 17 Agusutus, ayahku telah
memasang bendera di depan rumahku, begitu juga dengan tetangga-tetanggaku.
Pagi pagi sekali aku sudah bangun dan langsung bergegas untuk mengambil air wudhu dan shalat subuh berjamaah bersama orangtuaku. Setelah itu, aku bergegas mandi karena hari ini aku akan mengikuti upacara bendera dalam rangka memperingati kemerdekaan Indonesia ke-70. setelah selesai mandi, tiba-tiba ibuku memanggilku
“Din, cepat kesini. Ibu sudah siapkan nasi goreng untukmu.
” Teriak ibu dari ruang makan. Aku pun bergegas ke ruang makan.
Setelah sarapan, aku menonton berita di televisi, bahwa pukul 10.00 nanti akan ditayangkan upacara bendera di Istana Negara, pokoknya aku harus menontonnya. Tiba-tiba saja ibuku memanggilku
“Din, sudah pukul 06.30 nanti kamu telat loh.” Kata ibu.
Langsung saja aku memakai baju seragamku dengan rapi, tak lupa sebelum berangkat ke sekolah aku mengelap sepatuku agar terlihat bersih saat upacara nanti. Setelah itu aku langsung pamit kepda ibuku dan bergegas menuju sekolah dengan diantar oleh ayahku menggunakan motor. Sepanjang jalan menuju sekolah, aku melihat banyak rumah-rumah dan kantor instansi pemerintah yang memasang bendera. Juga terdapat gapura disetiap gang rumah warga. Akupun melihat siswa-siswa Sekolah Dasar mengenakan seragam putih-merahnya membawa bendera merah-putih ukuran kecil menuju sekolahnya.
Rupanya masyarakat di desa ku sangat antusias dalam merayakan hari kemerdekaan Indonesia yang ke-70. Saat sampai di jalan dekat sekolahku ternyata jalanan macet karena sedang ada perbaikan jalan. Namun, setelah melewati macet selama 10 menit aku sampai di sekolahku, untungnya aku tidak telat. Akupun langsung berpamitan kepada ayahku dan ayahku berkata “Din, hati-hati ya.” Akupun menjawab “iya yah.”
Lalu aku bergegas memasuki gerbang sekolah. Sebelum sampai di kelas aku bertemu dengan temanku yang bernama Linda, aku merasa dia memperhatikanku. Aku menengok ke arahnya dan benar dia menatapku.
“Din,
kok kamu kelihatan senang sekali hari ini?” Kata Linda sambil terus
memperhatikanku. Pagi pagi sekali aku sudah bangun dan langsung bergegas untuk mengambil air wudhu dan shalat subuh berjamaah bersama orangtuaku. Setelah itu, aku bergegas mandi karena hari ini aku akan mengikuti upacara bendera dalam rangka memperingati kemerdekaan Indonesia ke-70. setelah selesai mandi, tiba-tiba ibuku memanggilku
“Din, cepat kesini. Ibu sudah siapkan nasi goreng untukmu.
” Teriak ibu dari ruang makan. Aku pun bergegas ke ruang makan.
Setelah sarapan, aku menonton berita di televisi, bahwa pukul 10.00 nanti akan ditayangkan upacara bendera di Istana Negara, pokoknya aku harus menontonnya. Tiba-tiba saja ibuku memanggilku
“Din, sudah pukul 06.30 nanti kamu telat loh.” Kata ibu.
Langsung saja aku memakai baju seragamku dengan rapi, tak lupa sebelum berangkat ke sekolah aku mengelap sepatuku agar terlihat bersih saat upacara nanti. Setelah itu aku langsung pamit kepda ibuku dan bergegas menuju sekolah dengan diantar oleh ayahku menggunakan motor. Sepanjang jalan menuju sekolah, aku melihat banyak rumah-rumah dan kantor instansi pemerintah yang memasang bendera. Juga terdapat gapura disetiap gang rumah warga. Akupun melihat siswa-siswa Sekolah Dasar mengenakan seragam putih-merahnya membawa bendera merah-putih ukuran kecil menuju sekolahnya.
Rupanya masyarakat di desa ku sangat antusias dalam merayakan hari kemerdekaan Indonesia yang ke-70. Saat sampai di jalan dekat sekolahku ternyata jalanan macet karena sedang ada perbaikan jalan. Namun, setelah melewati macet selama 10 menit aku sampai di sekolahku, untungnya aku tidak telat. Akupun langsung berpamitan kepada ayahku dan ayahku berkata “Din, hati-hati ya.” Akupun menjawab “iya yah.”
Lalu aku bergegas memasuki gerbang sekolah. Sebelum sampai di kelas aku bertemu dengan temanku yang bernama Linda, aku merasa dia memperhatikanku. Aku menengok ke arahnya dan benar dia menatapku.
“Tentu saja, hari ini kan hari kemerdekaan Indonesia aku sudah tidak sabar untuk mengikuti upacara bendera.” Kataku
“Oh pantas saja kamu terlihat senang sekali.”
Lalu kami berpisah menuju kelas masing-masing.
Sesampainya di kelas aku langsung menaruh tas dan meuju teras kelas untuk berbincang-bincang dengan teman-temanku.
“Din, bagaimana persiapan lomba 17-an di RT mu?” Kata Lia
“Semua berjalan dengan lancar, dan sore ini kami siap untuk mengadakan lomba 17-an. Bagaimana dengan persiapan lomba 17-an di RT mu Li?” Kataku
“Semua sudah siap Din, bahkan aku menjadi panitia lomba 17-an di RT ku.” Kata Lia
“Wah semoga sukses ya.” Kataku
Tiba-tiba bel sekolah berbunyi, kami pun bergegas masuk ke kelas untuk mengaji terlebih dahulu. Setelah mengaji tak lama ada pengumuman dari kantor, bahwa upacara bendera akan dilaksanakan di Alun-Alun Kramatwatu dan kami semua akan menuju tempat pelaksanaan pukul 08.00. Kami pun harus menunggu sekitar 15 menit untuk berangkat ke tempat pelaksaan upacara bendera.
Aku dan Lia merasa haus, akhirnya kami memutuskan untuk membeli minuman terlebih dahulu di kantin. Setelah dari kantin kami langsung menuju ke kelas. Namun, tiba-tiba Lia terselandung dan jatuh. Kakinya luka dan ia sulit untuk beridiri, aku dan teman-temanku pun langsung membawanya ke ruang PMR untuk segera diobati.
Lalu wali kelas kami datang ke ruang PMR untuk melihat kondisi Lia. Menurut beliau sebaiknya Lia pulang saja dan tidak perlu mengikuti upacara bendera. Lia pun menangis karena tidak bisa mengikuti upacara bendera untuk memperingati hari kemerdekaan Indonesia. Padahal ia semanagat sekali untuk mengikutinya. Tak lama kemudian, orangtua Lia datang ke sekolah untuk menjemputnya pulang ke rumah.
Tiba-tiba ada pengumuman bahwa seluruh siswa harus berkumpul di lapangan untuk diberikan pengarahan sebelum berangkat menuju tempat pelaksanaan upacara bendera.
“Anak-anak hari ini kita akan mengikuti upacara bendera memperingati hari kemerdekaan Indonesia yang ke-70 di Alun-alun Kramatwatu, kita akan berjalan kaki dari sekolah menuju tempat pelaksaan upacara bendera. Harap kalian harus berhati-hati saat melewati jalan raya, baris yang rapi dan jangan berpisah dari rombongan.” Ucap Bapak Kepala sekolah
“iya pak.” Jawab seluruh siswa
Kami pun berangkat menuju tempat pelaksaan upacara bendera. Tak lupa sekolah kami membawa pasukan drumband untuk tampil di upacara bendera nanti. Dalam perjalanan kami menyanyikan lagu hari merdeka dengan lantang hingga warga yang kami lewati begitu terkesima melihat semangat kami. Aku pun melihat ada seorang anak seumuran kami yang tidak bisa sekolah dan bekerja dengan memunguti sampah. Sungguh sedih rasanya di hari yang berberbahagia, hari kemerdekaan Indonesia masih ada anak yang tidak bisa sekolah karena tak punya biaya.
Akhirnya kami sampai di Alun-alun Kramatwatu. Saat di pertigaan rombongan sekolah kami berpapasan dengan siswa Sekolah Dasar yang membawa bendera merah-putih ukuran kecil juga dengan pasukan drumband mereka yang tak kalah keren dengan pasukan drumband sekolahku. Sesaat sebelum menuju barisan aku bertemu dengan guru Sekolah Dasarku dulu, akupun salim kepadanya dan langsung masuk ke barisan sekolahku.
Upacara bendera pun dimulai. Aku berada di barisan depan. Kami semua mengikuti upacara dengan khidmat. Pasukan pengibar bendera untuk upacara tahun ini berasal dari sekolahku yang terdiri atas siswa kelas 10, 11, dan 12. Mereka menampilkan kemampuan mereka dalam mengibarkan bendera dengan baik sekali.
Setelah upacara selesai, rombongan drumband dari sekolahku menampilkan atraksi terhebatnya. Semua peserta upacara bertepuk tangan dengan meriah atas penampilan drumband dari sekolahku. Selanjutnya, giliran rombongan dari drumband Sekolah Dasar. Saat SD dulu, aku pernah menjadi anggota dari rombongan drumband tersebut. Sebagai senior, senang rasanya melihat anggota junior dari kelompok drumbandku dulu menjadi lebih hebat penampilannya sekarang.
Setelah melihat penampilan rombongan drumband sekolahku dengan rombongan drumband Sekolah Dasar, kami semua kembali ke sekolah. Sesampainya di sekolah, tiba-tiba perutku lapar. Aku dan Tina langsung bergegas ke kantin untuk membeli makanan. Setelah itu, kami dibolehkan pulang ke rumah. Saat sampai di gerbang sekolah ternyata tidak ada transportasi yang bisa kunaiki.
“Tin, tidak ada ojek. Bagaimana jika kita jalan saja sampai rumah.” Kataku
“Baiklah.” Jawab Tina
Akhirnya kami pulang ke rumah dengan berjalan kaki. Setelah menempuh perjalanan yang cukup jauh dengan berjalan kaki, di jalan kami bertemu dengan ayah Tina. Akhirnya Tina pulang dengan mengendarai motor dengan ayahnya. Saat sampai di rumah, aku langsung minum karena kehausan.
Lalu, aku menyetel televisi dan menonton acara upacara bendera memperingati hari kemerdekaan Indonesia ke-70 di Istana Negara. Rasanya bahagia sekali jika bisa diundang menjadi tamu di Isatana Negara. Terdapat anak-anak pilihan dari Sabang sampai Merauke yang diundang untuk menyanyi di Istana Negara. Juga terdapat atraksi pesawat oleh TNI AU. Setelah acara tersebut selesai. Tiba-tiba ada pengumuman dari masjid bahwa seluruh warga RT 07 harap menuju ke lapangan untuk memeriahkan lomba 17-an.
Tentu saja aku langsung menuju ke lapangan. Disana panitia 17-an telah mempersiapkan semuanya sehingga lomba sudah dapat dimulai. Sebelum lomba dimulai kami semua berdoa terlebih dahulu. Lalu lomba siap untuk dimulai. Lomba pertama yaitu lomba menghias sepeda. Lomba selanjutnya yaitu lomba makan kerupuk.
Untuk lomba 17-an kali ini aku memilih untuk mengikuti lomba makan kerupuk. Semua teman-temanku menyemangatiku. Dan akhirnya akulah yang menjadi juaranya. Sore harinya diadakan lomba memasukkan paku kedalam botol yang diikuti oleh ibu-ibu warga RT 07. Ibuku mengikuti lomba tersebut. Dan akhirnya ibuku menjadi juaranya.
Malam harinya diadakan lomba menyanyi. Pada kesempatan ini juga kami jadikan sebagai ajang silaturahmi. Lomba menyanyipun selesai pada pukul 09.00 malam. Esok sorenya diadakan lomba panjat pinang. Bahkan ada yang mendapatkan sepeda dari lomba ini. Malam harinya, diadakan pembagian hadiah. Pengumuman pembagian hadiah pertama dari lomba makan kerupuk.
“lomba makan kerupuk dimenangkan oleh Dina.” Ucap sang pembawa acara. Seketika teman-temanku memberikan tepuk tangan yang meriah atas kemenangan yang aku peroleh.
Tak lama kemudian pembawa acara memgumumkan pemenang lomba memasukkan paku kedalam botol. Ibuku pun naik ke panggung sebagai juara. Aku dan ibu-ibu RT 07 memberikan tepuk tangan yang meriah untuk ibuku. Senang sekali rasanya bisa memperingati hari kemerdekaan Indonesia yang ke-70. Aku harap peringatan hari kemerdekaan Indonesia yang ke-71 tahun depan dapat lebih meriah lagi.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar