In my school, there is a science lab. it's big enough. It located between OSIS and PMR room. In front of the Science Laboratory there are some plants and some wastafel.
The colour of this lab is white. There are tables, chairs, a whiteboard, LCD Projector in this lab. We use this science laboratory for doing experiment, study, meeting, physic extraculicular, biology extaculicular, etc.
Sabtu, 10 September 2016
Proposal
PROPOSAL
Kegiatan Class Meeting Tahun 2015
SMA NEGERI 1 NUSA BANGSA
I.
Latar
Belakang
Kegiatan
Class Meeting merupakan kegiatan rutin dari OSIS SMA Negeri 1 Nusa Bangsa. Kegiatan
ini dilakukan setiap akhir semester setelah siswa selesai melaksanakan ujian
akhir semester (UAS). Kegiatan Class Meeting tersebut bertujuan untuk
mempererat persahabatan antar kelas dan sebagai ajang siswa untuk menyalurkan
bakatnya dibidang olahraga dan seni. Kegiatan Class Meeting juga dapat
mempererat tali silaturahmi antara siswa. Selain itu siswa dilatih untuk
berperilaku jujur dan sportif dalam kegiatan ini. Sikap itu perlu dimiliki
siswa untuk membentuk pribadi yang berakhlak mulia.Dengan diadakannya kegiatan
Class Meeting ini, siswa diharapkan dapat termotivasi untuk selalu belajar dan
meningkatkan prestasinya, salah satunya dibidang olahraga dan seni.
II.
Tujuan
Kegiatan Class Meeting ini dilakukan
untuk mempererat tali silaturahmi antar sesama kelas, meningkatkan
semangat juang,memupuk jiwa sportifitas dalam berlomba, mencari bakat
siswa-siswi SMA Negeri 1 Nusa Bangsa dalam bidang olahraga dan seni, meningkatkan
minat siswa-siswi SMA Negeri 1 Nusa Bangsa
dalam bidang olahraga dan seni, serta mengembangkan apresiasi terhadap
bidang olahraga dan seni.
III.
Panitia
Pelaksanaan
kegiatan ini diserahkan kepada para pengurus osis dengan didampingi oleh dewan
guru di bawah tanggung jawab kepala sekolah, dengan susunan paniia sebagai
berikut :
Penanggung jawab : Diki Setiawan,
M.Pd (Kepala Sekolah)
Penasihat : Muhimatussolihat, S.Pd (Pembina OSIS)
Ketua : Wahyu Nugroho
Sekretaris : Muhammad Adji
Bendahara : Tika Apriani
Seksi-seksi :
Seksi perlengkapan
|
:
|
Andi Nugroho, Raditya, Hendi
Santoso, Hadi Purwanto, Mukhlisin, M. Rasyid, dan Didi Sepriadi.
|
2) Seksi komunikasi
|
:
|
Zulkifli, M. Bagus Wicaksono, Dewi
Lestari, dan Pipit Sulistyowati.
|
3) Seksi
Acara
|
:
|
Rima Tri, Satrio Nugroho, Nine
Agustine, Wahyu Aji Wibowo, Andreas Linda, Diki Aprilianto, Jessica, dan Titi
Suhaeti.
|
IV.
Waktu
dan Tempat Kegiatan
Kegiatan ini akan
dilaksanakan tanggal 20-22 Desember 2015 bertempat di SMA Negeri 1 Nusa Bangsa,
dengan rincian sebagai berikut :
a.
Lomba
futsal putra dan putri, dilaksanakan tanggal 20 Desember 2015 di Lapangan Bola,
pukul 07.00-09.00
b.
Lomba
basket putra dan putri dilaksanakan tanggal 20 Desember 2015 di Lapangan
Basket, pukul 10.00-12.00
c.
Lomba
voli putra dan putri dilaksanakan tanggal 21 Desember 2015 di Lapangan Voli,
pukul 07.00-09.00
d.
Lomba
melukis dilaksanakan tanggal 21 Desember 2015 di Aula, pukul 10.00-11.00
e.
Lomba
bermain catur dilaksankan tanggal 22 Desember 2015 di Aula, pukul 07.00-09.00
f.
Lomba
menyanyi dilaksanakan tanggal 22 Desember 2015 di Aula, pukul 09.30-11.30
V.
Hasil
yang diharapkan
Dengan
kegiatan ini para siswa dapat meningkatkan
semangat juang dan semangat
berkompetisi,
dapat memupuk jiwa sportifitas dalam berlomba, serta mengembangkan apresiasi
terhadap bidang olahraga dan seni.
VI.
Biaya
Kegiatan ini membutuhkan biaya sebesar
Rp.1.250.000,00 dengan rincian untuk kesekretariatan Rp. 250.000,00 dan
hadiah-hadiah Rp. 1.000.000,00. Biaya ini diharapkan dapat diperoleh dari
bantuan sekolah dan sponsor.
VII.
Penutup
Demikian
proposal ini kami buat untuk menjadi bahan pertimbangan bagi pihak-pihak yang
berkepentingan.
Serang,
15 November 2015
Panitia
Class Meeting
SMA
Negeri 1 Nusa Bangsa
Pembina OSIS
Muhimatussolihat, S.Pd
Muhimatussolihat, S.Pd
Mengetahui
Kepala
Sekolah
SMA Negeri
1 Nusa Bangsa
Diki
Setiawan, M.Pd
NIP. 196812071992032002
NIP. 196812071992032002
Trip to Anyer
Last year, my family and i visited Pasir Putih beach. We went there by car. the car was air-conditioned so we felt comfortable.
We arrived at Pasir Putih beach at 10 a.m. Firstly, we swam, took banana boat, and took pictures. We were in the beach for one hour. Before going home, we went to a restaurant. As soon as we finished our lunch. We decided to go home.
That was a beautiful day. We really enjoyed it and i wanted to be back more someday.
We arrived at Pasir Putih beach at 10 a.m. Firstly, we swam, took banana boat, and took pictures. We were in the beach for one hour. Before going home, we went to a restaurant. As soon as we finished our lunch. We decided to go home.
That was a beautiful day. We really enjoyed it and i wanted to be back more someday.
Jumat, 02 September 2016
Memperingati Hari Kemerdekaan Indonesia
Pagi
yang indah, matahari bersinar cerah. Hatiku senang sekali, karena hari ini
adalah tanggal 17 Agustus, ya! Hari
kemerdekaan Indonesia. Jauh hari sebelum tanggal 17 Agusutus, ayahku telah
memasang bendera di depan rumahku, begitu juga dengan tetangga-tetanggaku.
Pagi pagi sekali aku sudah bangun dan langsung bergegas untuk mengambil air wudhu dan shalat subuh berjamaah bersama orangtuaku. Setelah itu, aku bergegas mandi karena hari ini aku akan mengikuti upacara bendera dalam rangka memperingati kemerdekaan Indonesia ke-70. setelah selesai mandi, tiba-tiba ibuku memanggilku
“Din, cepat kesini. Ibu sudah siapkan nasi goreng untukmu.
” Teriak ibu dari ruang makan. Aku pun bergegas ke ruang makan.
Setelah sarapan, aku menonton berita di televisi, bahwa pukul 10.00 nanti akan ditayangkan upacara bendera di Istana Negara, pokoknya aku harus menontonnya. Tiba-tiba saja ibuku memanggilku
“Din, sudah pukul 06.30 nanti kamu telat loh.” Kata ibu.
Langsung saja aku memakai baju seragamku dengan rapi, tak lupa sebelum berangkat ke sekolah aku mengelap sepatuku agar terlihat bersih saat upacara nanti. Setelah itu aku langsung pamit kepda ibuku dan bergegas menuju sekolah dengan diantar oleh ayahku menggunakan motor. Sepanjang jalan menuju sekolah, aku melihat banyak rumah-rumah dan kantor instansi pemerintah yang memasang bendera. Juga terdapat gapura disetiap gang rumah warga. Akupun melihat siswa-siswa Sekolah Dasar mengenakan seragam putih-merahnya membawa bendera merah-putih ukuran kecil menuju sekolahnya.
Rupanya masyarakat di desa ku sangat antusias dalam merayakan hari kemerdekaan Indonesia yang ke-70. Saat sampai di jalan dekat sekolahku ternyata jalanan macet karena sedang ada perbaikan jalan. Namun, setelah melewati macet selama 10 menit aku sampai di sekolahku, untungnya aku tidak telat. Akupun langsung berpamitan kepada ayahku dan ayahku berkata “Din, hati-hati ya.” Akupun menjawab “iya yah.”
Lalu aku bergegas memasuki gerbang sekolah. Sebelum sampai di kelas aku bertemu dengan temanku yang bernama Linda, aku merasa dia memperhatikanku. Aku menengok ke arahnya dan benar dia menatapku.
“Din,
kok kamu kelihatan senang sekali hari ini?” Kata Linda sambil terus
memperhatikanku. Pagi pagi sekali aku sudah bangun dan langsung bergegas untuk mengambil air wudhu dan shalat subuh berjamaah bersama orangtuaku. Setelah itu, aku bergegas mandi karena hari ini aku akan mengikuti upacara bendera dalam rangka memperingati kemerdekaan Indonesia ke-70. setelah selesai mandi, tiba-tiba ibuku memanggilku
“Din, cepat kesini. Ibu sudah siapkan nasi goreng untukmu.
” Teriak ibu dari ruang makan. Aku pun bergegas ke ruang makan.
Setelah sarapan, aku menonton berita di televisi, bahwa pukul 10.00 nanti akan ditayangkan upacara bendera di Istana Negara, pokoknya aku harus menontonnya. Tiba-tiba saja ibuku memanggilku
“Din, sudah pukul 06.30 nanti kamu telat loh.” Kata ibu.
Langsung saja aku memakai baju seragamku dengan rapi, tak lupa sebelum berangkat ke sekolah aku mengelap sepatuku agar terlihat bersih saat upacara nanti. Setelah itu aku langsung pamit kepda ibuku dan bergegas menuju sekolah dengan diantar oleh ayahku menggunakan motor. Sepanjang jalan menuju sekolah, aku melihat banyak rumah-rumah dan kantor instansi pemerintah yang memasang bendera. Juga terdapat gapura disetiap gang rumah warga. Akupun melihat siswa-siswa Sekolah Dasar mengenakan seragam putih-merahnya membawa bendera merah-putih ukuran kecil menuju sekolahnya.
Rupanya masyarakat di desa ku sangat antusias dalam merayakan hari kemerdekaan Indonesia yang ke-70. Saat sampai di jalan dekat sekolahku ternyata jalanan macet karena sedang ada perbaikan jalan. Namun, setelah melewati macet selama 10 menit aku sampai di sekolahku, untungnya aku tidak telat. Akupun langsung berpamitan kepada ayahku dan ayahku berkata “Din, hati-hati ya.” Akupun menjawab “iya yah.”
Lalu aku bergegas memasuki gerbang sekolah. Sebelum sampai di kelas aku bertemu dengan temanku yang bernama Linda, aku merasa dia memperhatikanku. Aku menengok ke arahnya dan benar dia menatapku.
“Tentu saja, hari ini kan hari kemerdekaan Indonesia aku sudah tidak sabar untuk mengikuti upacara bendera.” Kataku
“Oh pantas saja kamu terlihat senang sekali.”
Lalu kami berpisah menuju kelas masing-masing.
Sesampainya di kelas aku langsung menaruh tas dan meuju teras kelas untuk berbincang-bincang dengan teman-temanku.
“Din, bagaimana persiapan lomba 17-an di RT mu?” Kata Lia
“Semua berjalan dengan lancar, dan sore ini kami siap untuk mengadakan lomba 17-an. Bagaimana dengan persiapan lomba 17-an di RT mu Li?” Kataku
“Semua sudah siap Din, bahkan aku menjadi panitia lomba 17-an di RT ku.” Kata Lia
“Wah semoga sukses ya.” Kataku
Tiba-tiba bel sekolah berbunyi, kami pun bergegas masuk ke kelas untuk mengaji terlebih dahulu. Setelah mengaji tak lama ada pengumuman dari kantor, bahwa upacara bendera akan dilaksanakan di Alun-Alun Kramatwatu dan kami semua akan menuju tempat pelaksanaan pukul 08.00. Kami pun harus menunggu sekitar 15 menit untuk berangkat ke tempat pelaksaan upacara bendera.
Aku dan Lia merasa haus, akhirnya kami memutuskan untuk membeli minuman terlebih dahulu di kantin. Setelah dari kantin kami langsung menuju ke kelas. Namun, tiba-tiba Lia terselandung dan jatuh. Kakinya luka dan ia sulit untuk beridiri, aku dan teman-temanku pun langsung membawanya ke ruang PMR untuk segera diobati.
Lalu wali kelas kami datang ke ruang PMR untuk melihat kondisi Lia. Menurut beliau sebaiknya Lia pulang saja dan tidak perlu mengikuti upacara bendera. Lia pun menangis karena tidak bisa mengikuti upacara bendera untuk memperingati hari kemerdekaan Indonesia. Padahal ia semanagat sekali untuk mengikutinya. Tak lama kemudian, orangtua Lia datang ke sekolah untuk menjemputnya pulang ke rumah.
Tiba-tiba ada pengumuman bahwa seluruh siswa harus berkumpul di lapangan untuk diberikan pengarahan sebelum berangkat menuju tempat pelaksanaan upacara bendera.
“Anak-anak hari ini kita akan mengikuti upacara bendera memperingati hari kemerdekaan Indonesia yang ke-70 di Alun-alun Kramatwatu, kita akan berjalan kaki dari sekolah menuju tempat pelaksaan upacara bendera. Harap kalian harus berhati-hati saat melewati jalan raya, baris yang rapi dan jangan berpisah dari rombongan.” Ucap Bapak Kepala sekolah
“iya pak.” Jawab seluruh siswa
Kami pun berangkat menuju tempat pelaksaan upacara bendera. Tak lupa sekolah kami membawa pasukan drumband untuk tampil di upacara bendera nanti. Dalam perjalanan kami menyanyikan lagu hari merdeka dengan lantang hingga warga yang kami lewati begitu terkesima melihat semangat kami. Aku pun melihat ada seorang anak seumuran kami yang tidak bisa sekolah dan bekerja dengan memunguti sampah. Sungguh sedih rasanya di hari yang berberbahagia, hari kemerdekaan Indonesia masih ada anak yang tidak bisa sekolah karena tak punya biaya.
Akhirnya kami sampai di Alun-alun Kramatwatu. Saat di pertigaan rombongan sekolah kami berpapasan dengan siswa Sekolah Dasar yang membawa bendera merah-putih ukuran kecil juga dengan pasukan drumband mereka yang tak kalah keren dengan pasukan drumband sekolahku. Sesaat sebelum menuju barisan aku bertemu dengan guru Sekolah Dasarku dulu, akupun salim kepadanya dan langsung masuk ke barisan sekolahku.
Upacara bendera pun dimulai. Aku berada di barisan depan. Kami semua mengikuti upacara dengan khidmat. Pasukan pengibar bendera untuk upacara tahun ini berasal dari sekolahku yang terdiri atas siswa kelas 10, 11, dan 12. Mereka menampilkan kemampuan mereka dalam mengibarkan bendera dengan baik sekali.
Setelah upacara selesai, rombongan drumband dari sekolahku menampilkan atraksi terhebatnya. Semua peserta upacara bertepuk tangan dengan meriah atas penampilan drumband dari sekolahku. Selanjutnya, giliran rombongan dari drumband Sekolah Dasar. Saat SD dulu, aku pernah menjadi anggota dari rombongan drumband tersebut. Sebagai senior, senang rasanya melihat anggota junior dari kelompok drumbandku dulu menjadi lebih hebat penampilannya sekarang.
Setelah melihat penampilan rombongan drumband sekolahku dengan rombongan drumband Sekolah Dasar, kami semua kembali ke sekolah. Sesampainya di sekolah, tiba-tiba perutku lapar. Aku dan Tina langsung bergegas ke kantin untuk membeli makanan. Setelah itu, kami dibolehkan pulang ke rumah. Saat sampai di gerbang sekolah ternyata tidak ada transportasi yang bisa kunaiki.
“Tin, tidak ada ojek. Bagaimana jika kita jalan saja sampai rumah.” Kataku
“Baiklah.” Jawab Tina
Akhirnya kami pulang ke rumah dengan berjalan kaki. Setelah menempuh perjalanan yang cukup jauh dengan berjalan kaki, di jalan kami bertemu dengan ayah Tina. Akhirnya Tina pulang dengan mengendarai motor dengan ayahnya. Saat sampai di rumah, aku langsung minum karena kehausan.
Lalu, aku menyetel televisi dan menonton acara upacara bendera memperingati hari kemerdekaan Indonesia ke-70 di Istana Negara. Rasanya bahagia sekali jika bisa diundang menjadi tamu di Isatana Negara. Terdapat anak-anak pilihan dari Sabang sampai Merauke yang diundang untuk menyanyi di Istana Negara. Juga terdapat atraksi pesawat oleh TNI AU. Setelah acara tersebut selesai. Tiba-tiba ada pengumuman dari masjid bahwa seluruh warga RT 07 harap menuju ke lapangan untuk memeriahkan lomba 17-an.
Tentu saja aku langsung menuju ke lapangan. Disana panitia 17-an telah mempersiapkan semuanya sehingga lomba sudah dapat dimulai. Sebelum lomba dimulai kami semua berdoa terlebih dahulu. Lalu lomba siap untuk dimulai. Lomba pertama yaitu lomba menghias sepeda. Lomba selanjutnya yaitu lomba makan kerupuk.
Untuk lomba 17-an kali ini aku memilih untuk mengikuti lomba makan kerupuk. Semua teman-temanku menyemangatiku. Dan akhirnya akulah yang menjadi juaranya. Sore harinya diadakan lomba memasukkan paku kedalam botol yang diikuti oleh ibu-ibu warga RT 07. Ibuku mengikuti lomba tersebut. Dan akhirnya ibuku menjadi juaranya.
Malam harinya diadakan lomba menyanyi. Pada kesempatan ini juga kami jadikan sebagai ajang silaturahmi. Lomba menyanyipun selesai pada pukul 09.00 malam. Esok sorenya diadakan lomba panjat pinang. Bahkan ada yang mendapatkan sepeda dari lomba ini. Malam harinya, diadakan pembagian hadiah. Pengumuman pembagian hadiah pertama dari lomba makan kerupuk.
“lomba makan kerupuk dimenangkan oleh Dina.” Ucap sang pembawa acara. Seketika teman-temanku memberikan tepuk tangan yang meriah atas kemenangan yang aku peroleh.
Tak lama kemudian pembawa acara memgumumkan pemenang lomba memasukkan paku kedalam botol. Ibuku pun naik ke panggung sebagai juara. Aku dan ibu-ibu RT 07 memberikan tepuk tangan yang meriah untuk ibuku. Senang sekali rasanya bisa memperingati hari kemerdekaan Indonesia yang ke-70. Aku harap peringatan hari kemerdekaan Indonesia yang ke-71 tahun depan dapat lebih meriah lagi.
Puisi Aku
AKU
Chairil Anwar
Kalau sampai waktuku
‘Ku mau tak seorang kan merayu
Tidak juga kau
Chairil Anwar
Kalau sampai waktuku
‘Ku mau tak seorang kan merayu
Tidak juga kau
Tak perlu sedu sedan itu
Aku ini binatang jalang
Dari kumpulannya yang terbuang
Biar peluru menembus kulitku
Aku tetap meradang menerjang
Luka dan bisa kubawa berlari
Berlari
Hingga hilang pedih peri
Dan aku akan lebih tidak perduli
Aku mau hidup seribu tahun lagi
Maret 1943
Parafrase puisi Aku
Jika waktuku sudah
tiba, walaupun banyak orang yang merayuku aku tidak ingin dirayu oleh orang.
Termasuk juga mereka atau siapapun itu. Aku merasa tidak ingin ada seorangpun
menangis karenaku karena aku adalah orang tidak layak untuk ditangisi. Aku
hanyalah orang yang tidak baik hidup di dunia ini. Karena aku adalah orang yang
berasal dari kumpulan orang yang terbuang. Aku hanyalah sampah masyaraat di
dunia ini.
Walaupun banyak
penderitaaan yang datang kepadaku seperti peluru yang menembus kulit, aku tidak
akan peduli. Aku akan tetap meradang dan menerjang dengan semangat yang
bergelora serta keteguhan hatiku pada pendirianku dan jiwa yang pantang
menyerah. Akan kubawa segala penderitaan dan menjadi luka yang nembekas dan
segala ketakutan bagaikan bisayang memtikan diriku. Akan kubawa pergi semuanya
itu dan meninggalkannya pada sebuah kenangan. Jika tiba saatnya rasa sakit yang
aku alami akan hilang, semua ketakutan dan penderitaanku akan lenyap.
Aku berusaha untuk
tidak berhenti apapun yang berada dihadapanku termasuk ketakutan hari esok. Aku
berusaha untuk peduli pada keinginanku yaitu, hidup seribu tahun lagi. Walau
pun itu tidak mungkin, tapi aku berharap masih ada waktu yang tersisa untuk
melakukan segala keinginan aku, tanpa adanya rasa kekhawatiran terhadap
penderitaan dan ketakutan ini.
Langganan:
Postingan (Atom)