BAB I
PENDAHULUAN
I.1. Latar
Belakang
Kangkung, juga dikenal sebagai Ipomoea reptans Pair l.
Merupakan sejenis tumbuhan yang termasuk jenis sayur-sayuran dan di tanam
sebagai makanan. Kangkung banyak dijual di pasar-pasar. Kangkung banyak
terdapat di kawasan Asia dan merupakan tumbuhan yang dapat dijumpai hampir di
mana-mana terutama di kawasan berair. Sampai saat ini perhatian masyarakat
terhadap kangkung masih kurang. Kurangnya perhatian ini diantaranya disebabkan
oleh hasil yang dicapai per hektarnya masih rendah. Di samping itu, panen
kangkung ini harus dikerjakan beberapa kali. Peningkatan produksi kangkung
dilakukan dengan cara memperbaiki kultur teknis petani, mendapatkan
varietas-varietas yang produksinya tinggi dan masak serempak, serta peningkatan
usaha pasca panen.
Menurut para pendapat tokoh, perkecambahan biji merupakan bentuk
awal embrio yang berkembang menjadi sesuatu yang baru yaitu tanaman anakan yang
sempurna menurut Baker, 1950. Sedangkan, menurut Kramer dan Kozlowski, 1979,
perkecambahan biji adalah proses tumbuhnya embrio atau keluarnya redicle dan
plumulae dari kulit biji. Dalam perkecambahan, biji selalu mengalami
pertumbuhan dan mengalami perkembangan. Pertumbuhan adalah proses kenaikan
volume karena adanya penambahan substansi (bahan dasar) yang bersifat
irreversible (tidak dapat kembali). Sedangkan, perkembangan adalah proses
menuju tercapainya kedewasaan yang tidak dapat diukur. Pertumbuhan dalam suatu
perkecambahan biji dapat langsung diukur apabila tunasnya sudah keluar dan
tumbuh. Sama halnya dengan pertumbuhan, perkembangan juga dapat dilihat dari
tunas/awal, hanya saja tidak diukur melainkan melihat apa saja struktur tubuh
kecambah yang mulai ada dari awal/tunas. Seperti pada awalnya, berkembang
batang, akar, dan sebagainya. Pertumbuhan dan perkembangan suatu kecambah biji
akan selalu berbeda-beda tergantung media tanam yang dipakai dan unsur-unsur
yang terdapat dalam media tanam tersebut. Media tanam merupakan media/tempat
dimana tanaman/biji dapat tumbuh dan berkembang didalamnya. Contohnya seperti
tanah, air, kapas, dan sejenis lainnya. Saat ini, di kehidupan sehari-hari atau
dalam perkebunan, tanah selalu menjadi media tanam bagi benih yang akan
ditanam. Tapi, dalam kegiatan penelitian, siswa-siswi selalu memakai kapas
untuk perkecambahan biji mereka. Sedangkan, media tanam yang menggunakan air
biasanya dikhususkan untuk tumbuhan hidroponik.
Air merupakan sumber kehidupan, tanpa air tidak ada makhluk yang
dapat hidup. Begitu juga tanaman,salah satu unsur terbesar tanaman adalah air
yaitu berkisar antara 90% untuk tanaman muda, sampai kurang dari 10% untuk
padi-padian yang menua sedangkan tanaman yang mengandung minyak , kandungan
airnya sangat sedikit. penyiraman harus dilakukan teratur agar tidak
kekurangan. Jika tidak disiram, tanaman akan mati kekeringan. Air merupakan
bahan untuk fotosintesis, tetapi hanya 0,1% dari total air yang digunakan untuk
fotosintesis. Air yang digunakan untuk transpirasi tanaman sebanyak 99 %, dan
yang digunakan untuk hidrasi 1 %, termasuk untuk memelihara dan menyebabkan
pertumbuhan yang lebih baik. Selama pertumbuhan tanaman membutuhkan sejumlah
air yang tepat.
Air merupakan reagen yang penting dalam proses-proses
fotosintesa dan dalam proses-proses hidrolik. Disamping itu juga merupakan
pelarut dari garam-garam, gas-gas dan material-material yang bergerak kedalam
tumbuh tumbuhan,melalui dinding sel dan jaringan esensial untuk menjamin adanya
turgiditas, pertumbuhan sel, stabilitas bentuk daun, proses membuk dan
menutupnya stomata, kelangsungan gerak struktur tumbuh-tumbuhan. Kekurangan air
akan mengganggu aktifitas fisiologis maupun morfologis, sehingga mengakibatkan
terhentinya pertumbuhan. Defisiensi air yang terusmenerus akan menyebabkan
perubahan irreversibel (tidak dapat balik) dan pada gilirannya tanaman akan
mati.
I.2 Perumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah yang
telah diuraikan diatas, maka dapat dirumuskan masalah: Bagaimana pengaruh waktu pemberian air
terhadap perkembangan dan pertumbuhan kangkung darat (Ipomea Raptan
Pair)?
I.3 Tujuan
Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah diatas, yang menjadi tujuan
penelitian ini adalah: Menjelaskan pengaruh waktu pemberian air terhadap
perkembangan dan pertumbuhan kangkung darat (Ipomea Raptan Pair).
I.4 Manfaat
Penelitian
Hasil penelitian ini
diharapkan memberi informasi mengenai pengaruh waktu pemberian air terutama
kangkung darat (Ipomea Raptan Pair). Agar tanaman yang
dihasilkan mendapakan kualitas yang baik sehingga tanaman tersebut dapat
memberikan keuntungan.
I.5 Batasan
Masalah
Karya ilmiah ini dibatasi pada pengaruh nutrisi pada pertumbuhan
kangkung darat (Ipomea Raptan Pair).
I.6 Perumusan
Hipotesa
1. Ada pengaruh waktu
pemberian air terhadap pertumbuhan
kangkung darat (Ipomea Raptan Pair).
BAB II
METODELOGI PENELITIAN
II.1 Data
Penelitian
NO
|
TANGGAL
|
KEGIATAN
|
1
|
28 Juli 2017
|
Mengambil tanah dan menanam
kangkung
|
2
|
2 Agustus 2017
|
Kecambah mulai tumbuh
|
3
|
21 Oktober 2017
|
Kangkung mulai berbunga
|
|
||
|
II.2 Objek
Penelitian
Objek penelitian dalam percobaan yaitu pengaruh waktu pemberian air terhadap perkembangan dan pertumbuhan kangkung
darat (Ipomea Raptan Pair).
II.3 Periode
Penelitian
Penelitian ini akan dilaksanakan pada tanggal 28 Juli 2017 – 21
Oktober 2017
II.4 Alat dan
bahan penelitian
Dalam melaksanakan percobaan ini di butuhkan alat dan bahan. Alat
yang digunakan dalam penelitian ini adalah polybag dan gagang bekas permen. Sedangkan
bahan yang digunakan antara lain sebagai berikut: air, benih kangkung, tanah
humus.
II.5 Prosedur
Penelitian
Untuk mempermudah dan memeperoleh hasil yang lebih optimal dalam
percobaan yang akan dilakukan maka haruslah adasebuah penetapan prosedur.
Prosedur yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Menyiapkan alat dan bahan.
2. Mengisi
12 polybag dengan tanah humus.
3. Menanam benih kangkung pada masing-masing
polybag.
4. Beri perlakuan waktu penyiraman air yang
berbeda pada pada masing-masing jenis media.
5. Amati dan catat setiap perkembangan pertumbuhan
pada kedua sampel
BAB III
LANDASAN TEORI
III.1 Morfologi
Tumbuhan Kangkung
Dalam sistematika tumbuhan (taksonomi), Kangkung diklasifasikan
sebagai berikut:
Kingdom :Plantae
Divisio :Spermatophyta
Sub Divisio : Angiospermae
Kelas :Dicotyledoneae
Ordo :Convolvulales
Famili :Convolvulacae
Genus :Ipomoea
Spesies :Ipomea Raptan Pair.
Divisio :Spermatophyta
Sub Divisio : Angiospermae
Kelas :Dicotyledoneae
Ordo :Convolvulales
Famili :Convolvulacae
Genus :Ipomoea
Spesies :Ipomea Raptan Pair.
Kangkung merupakan
tanaman menetap yang dapat tumbuh lebih dari satu tahun. Tanaman kangkung
memiliki sistem perakaran tunggang dan cabang-cabangnya akar menyebar kesemua
arah, dapat menembus tanah sampai kedalaman 60 hingga 100 cm, dan melebar
secara mendatar pada radius 150 cm atau lebih, terutama pada jenis kangkung
air. Batang kangkung bulat dan berlubang, berbuku-buku, banyak mengandung air
(herbacious) dari buku-bukunya mudah sekali keluar akar. Memiliki percabangan
yang banyak dan setelah tumbuh lama batangnya akan merayap (menjalar).
Kangkung memiliki
tangkai daun melekat pada buku-buku batang dan di ketiak daunnya terdapat mata
tunas yang dapat tumbuh menjadi percabangan baru. Bentuk daun umumnya runcing
ataupun tumpul, permukaan daun sebelah atas berwarna hijau tua, dan permukaan daun
bagian bawah berwarna hijau muda. Selama fase pertumbuhanya tanaman kangkung
dapat berbunga, berbuah, dan berbiji terutama jenis kangkung darat. Bentuk
bunga kangkung umumnya berbentuk “terompet” dan daun mahkota bunga berwarna
putih atau merah lembayung Buah kangkung berbentuk bulat telur yang didalamnya
berisi tiga butir biji. Bentuk buah kangkung seperti melekat dengan bijinya.
Warna buah hitam jika sudah tua dan hijau ketika muda. Buah kangkung berukuran
kecil sekitar 10 mm, dan umur buah kangkung tidak lama. Bentuk biji kangkung
bersegi-segi atau tegak bulat. Berwarna cokelat atau kehitam-hitaman, dan
termasuk biji berkeping dua. Pada jenis kangkung darat biji kangkung berfungsi
sebagai alat perbanyakan tanaman secara generative.
III.2 Definisi Pertumbuhan
Pertumbuhan diartikan sebagai suatu proses
pertambahan ukuran atau volume serta jumlah sel secara irreversible, yaitu
tidak dapat kembali ke bentuk semula. Pertumbuhan disebabkan oleh adanya
pembelahan sel (pertambahan jumlah sel) dan oleh adanya pembesaran sel
(pertambahan ukuran sel). Pertumbuhan bersifat kuantitatif, yaitu dapat diukur
menggunakan alat Auksanometer. Pertumbuhan tumbuhan berlangsung sepanjang
hidupnya.
Perkembangan adalah suatu proses menuju keadaan
yang lebih dewasa atau terspesialisasinya sel-sel menuju ke struktur dan fungsi
tertentu atau proses perubahan bentuk (morfogenesis). Perkembangan ditandai
dengan adanya kemampuan untuk berkembang biak. Perkembangan bersifat
kualitatif, hanya bisa diukur dari perubahan bentuk dan tingkat
kedewasaan.Pertumbuhan dan perkembangan selalu berjalan bersamaan. Terdapat
tiga jenis fase pertumbuhan dan perkembangan, yaitu fase pembelahan sel, fase
pembesaran ukuran sel, dan fase deferensiasi sel.
Pertumbuhan dan perkembangan awal dari tumbuhan
berbiji dimulai dari biji. Potensi biji untuk tumbuh menjadi individu baru,
yaitu embrio dan cadangan makanan. Embrio terdiri dari: radikula (embrio akar),
plumula (embrio daun), epikotil (embrio pucuk), dan hipokotil (embrio batang).
III.3 Perkecambahan (Germinasi).
Perkecambahan merupakan proses pertumbuhan dan
perkembangan embrio atau munculnya plantula (tumbuhan kecil dari dalam biji).
Perubahan embrio saat perkecambahan umumnya adalah radikula tumbuh dan
berkembang menjadi akar, selanjutnya plumula tumbuh dan berkembang menjadi
batang dan daun.
Berdasarkan letak kotiledon pada saat
berkecambah, dikenal dua macam tipe perkecambahan, yaitu hipogeal dan epigeal.
a. Perkecambahan Hipogeal.
Terjadi pertumbuhan memanjang dari epikotil yang
menyebabkan plumula keluar menembus kulit biji dan muncul di atas tanah.
Kotiledon tetap berada di dalam tanah.
b. Perkecambahan Epigeal.
Terjadi pertumbuhan memanjang dari hipokotil
yang menyebabkan plumula dan kotiledon terdorong ke permukaan tanah. Kotiledon
berada di atas tanah.
Proses germinasi di mulai ketika biji menyerap
air (imbibisi). Air menyebabkan pecahnya lapisan luar biji dan mendorong hormon
& enzim aktif bekerja. Enzim akan mengambil oksigen untuk metabolisme sel,
sehingga berlangsung proses oksidasi makanan dalam endosperm (kotiledon) biji
hasil pertumbuhan biji.
III.4 Ekologi
Kangkung Darat
a. Iklim
Tanaman ini dapat
tumbuh dengan baik sepanjang tahun. Kangkung darat dapat tumbuh pada daerah
yang beriklim panas dan beriklim dingin. Jumlah curah hujan yang baik untuk
pertumbuhan tanaman ini berkisar antara 500-5000 mm/tahun. Pada musim hujan
tanaman kangkung pertumbuhannya sangat cepat dan subur, asalkan di sekelilingnya
tidak tumbuh rumput liar. Dengan demikian, kangkung pada umumnya kuat
menghadapi rumput liar, sehingga kangkung dapat tumbuh di padang rumput,
kebun/ladang yang agak rimbun.Tanaman kangkung membutuhkan lahan yang terbuka
atau mendapat sinar matahari yang cukup.
Di tempat yang terlindung (ternaungi) tanaman kangkung akan
tumbuh memanjang (tinggi) tetapi kurus-kurus. Kangkung sangat kuat menghadapi
panas terik dan kemarau yang panjang. Apabila ditanam di tempat yang agak
terlindung, maka kualitas daun bagus dan lemas sehingga disukai konsumen. Suhu
udara dipengaruhi oleh ketinggian tempat, setiap naik 100 m tinggi tempat, maka
temperatur udara turun 1 derajat C. Apabila kangkung ditanam di tempat yang
terlalu panas, maka batang dan daunnya menjadi agak keras, sehingga tidak
disukai konsumen.
b. Media Tanam
Kangkung darat
menghendaki tanah yang subur, gembur banyak mengandung bahan organik dan tidak
dipengaruhi keasaman tanah. Tanaman kangkung darat tidak menghendaki tanah yang
tergenang, karena akar akan mudah membusuk. Sedangkan kangkung air membutuhkan
tanah yang selalu tergenang air. Tanaman kangkung membutuhkan tanah datar bagi
pertumbuhannya, sebab tanah yang memiliki kelerengan tinggi tidak dapat
mempertahankan kandungan air secara baik.
c. Ketinggian Tempat
Kangkung dapat tumbuh
dan berproduksi dengan baik di dataran rendah sampai dataran tinggi
(pegunungan) ± 2000 meter dpl. Baik kangkung darat maupun kangkung air, kedua
varietas tersebut dapat tumbuh di mana saja, baik di dataran rendah maupun di
dataran tinggi. Hasilnya akan tetap sama asal jangan dicampur aduk.
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
IV.1 Hasil Penelitian
Setelah menjalankan prosedur penelitian dan mencatat setiap
pertumbuhan pada setiap sampel. Baik pada tanaman kangkung yang ditanaman
dengan media tanah biasa maupun yang ditanam pada media tanah humus maka
didapat hasil yang tersaji dalam tabel berikut ini:
No
|
Sampel
|
Media
|
Waktu penyiraman air
|
Ket
|
1
|
Kangkung K
|
Tanah humus
|
Pagi&sore
|
Hidup
|
2
|
Kangkung P1
|
Tanah humus
|
Pagi
|
Hidup
|
3
|
Kangkung P2
|
Tanah humus
|
Sore
|
Hidup
|
4
|
Kangkung P3
|
Tanah humus
|
2 hari sekali
|
Hidup
|
Tabel. 1 Hasil penelitian
Sampel K = sampel
kangkung yang ditanam pada tanah humus dengan perlakuan waktu penyiraman air pada
pagi&sore
Sampel P1 =
sampel kangkung yang ditanam pada tanah humus dengan perlakuan waktu penyiraman
air pada pagi hari
Sampel P2 = sampel
kangkung yang ditanam pada tanah humus dengan perlakuan waktu penyiraman air
pada sore hari
Sampel P3 = sampel kangkung yang ditanam pada tanah
humus dengan perlakuan waktu peniraman air 2
hari sekali
IV.2. Pengaruh Waktu
Pemberian Air Terhadap Pertumbuhan Kangkung
Air memiliki banyak fungsi bagi pertumbuhan tubuh tanaman. Salah
satunya, yaitu berfungsi untuk melarutkan unsur-unsur hara yang tetrserap.
Manfaat yang begitu besar, sehingga air sering disebut faktor pembatas dari
pertumbuhan dan perkembangan tanaman. Manfaat air bagi tumbuhan adalah
untuk membantu proses fotosintesis yang terjadi didalam daun, air merupakan
komponen yang paling utama pada proses fotosintesis tersebut. Pada proses
fotosintesis air dibawa dari akar ke daun.
Pada saat perkecambahan air sangat dibutuhkan. Air merupakan salah satu faktor
luar yang sangat penting dalam perkecambahan, karena penyerapan air merupakan
tahap awal perkecambahan biii. Air berperan penting untuk mengaktifkan sel-sel
yang bersifat embrionik di dalam biji, melunakkan kulit biji dan menyebabkan
mengembangnya embrio dan endosperm, fasilitas untuk masuknya oksigen ke dalam
biji, mengencerkan protoplasma dan media angkutan makanan dari endospenn atau
kotiledon ke daerah titik-titik tumbuh.
Kekurangan air dapat menghambat laju fotosintesa, karena
turgiditas sel penjaga stomata akan menurun. Hal ini menyebabkan stomata
menutup. Penutupan stomata pada kebanyakan spesies akibat kekurangan air pada
daun akan mengurangi laju penyerapan CO2 pada waktu yang sama dan pada akhirnya
akan mengurangi laju fotosintesa. Disamping itu penutupan stomata merupakan
faktor yang sangat penting dalam perlindungan mesophyta terhadap cekaman air
yang berat.
Dalam penelitian yang telah dilakukan didapat kesesuaian dengan
teori diatas berupa semakin tercukupi kebutuhan air yang diterima tanaman maka
tanaman semakin tumbuh baik. Hal ini dapat di jelaskan bahwa sampel K tumbuh
lebih subur dari sampe P3 meski ditanam pada media yang sama yaitu tanah humus.
Dari hasil ini menunjukan bahwa air juga memiliki pengaruh terhadap
pertumubuhan tanaman kangkung darat dan berikut ini adalah gambar yang
menjelaskan perbandingan tersebut.
IV.3. Tabel Pengamatan
|
K
|
P1
|
P2
|
P3
|
||||||||
A
|
B
|
C
|
A
|
B
|
C
|
A
|
B
|
C
|
A
|
B
|
C
|
|
MINGGU 1
|
-
|
3
|
2
|
3,5
|
1,5
|
1,8
|
2,3
|
1
|
3
|
1,5
|
1,6
|
1,6
|
MINGGU 2
|
-
|
5
|
5
|
7,4
|
2.7
|
3
|
3
|
2,1
|
5,2
|
3,2
|
2,9
|
2,8
|
MINGGU 3
|
-
|
8,8
|
7,5
|
11,8
|
4.6
|
4
|
4,8
|
3,8
|
7
|
4
|
4,1
|
4,1
|
MINGGU 4
|
-
|
10
|
10,2
|
15,9
|
6,3
|
6,7
|
6,5
|
5
|
8,8
|
5,3
|
5
|
5,5
|
MINGGU 5
|
-
|
12,5
|
13
|
21
|
8
|
8,4
|
8,2
|
8,2
|
11,9
|
8,4
|
6,6
|
7,8
|
MINGGU 6
|
-
|
15
|
16,5
|
23,4
|
11,4
|
9,7
|
10
|
10,5
|
14,7
|
10
|
8,4
|
9,2
|
MINGGU 7
|
-
|
18
|
19
|
27,7
|
14,2
|
11,2
|
12,8
|
13,3
|
16,5
|
13,2
|
9,3
|
11,4
|
MINGGU 8
|
-
|
20,2
|
22
|
31,8
|
17,4
|
13,8
|
15,3
|
16,9
|
18
|
15
|
11,5
|
13,8
|
MINGGU 9
|
-
|
24,8
|
25,4
|
35,2
|
20,1
|
15,4
|
18,7
|
19,3
|
20,3
|
18,7
|
13,9
|
15
|
MINGGU 10
|
-
|
28,3
|
28.2
|
40
|
23,6
|
17
|
21
|
23,8
|
22,7
|
20,4
|
15,7
|
17,3
|
MINGGU 11
|
-
|
33,6
|
30,6
|
44,2
|
26
|
21,5
|
24,6
|
26,2
|
24
|
22
|
17
|
19,9
|
MINGGU 12
|
-
|
37
|
33
|
47
|
28,3
|
24
|
28
|
28
|
26,8
|
24,5
|
19,2
|
22,4
|
MINGGU 13
|
-
|
45
|
35
|
50
|
30
|
27
|
31
|
30,5
|
28
|
26
|
21
|
24
|
BAB V
PENUTUP
V.1 Kesimpulan
Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan, serta hasil dan
pembahasan yang telah dijabarkan dalam bab sebelumnya mengenai pengaruh waktu penyiraman
air terhadap pertumbuhan tanaman kangkung (Ipomea Raptan Pair), maka
peneliti dapat menyimpulkan bahwa :
1. Tanaman kangkung membutuhkan media tanam yang
memiliki kandungan unsur hara yang cukup seperti pada tanah humus untuk dapat
tumbuh dengan baik dan subur.
2. Tanaman kangkung juga harus mendapatkan air
yang cukup untuk dapat tumbuh baik dan subur
V.2 Saran
Berdasarkan kesimpulan
yang telah diambil penulis menyarakan agar:
1. Memperhatikan dan memilih media tanam yang
sesuai dalam proses budidaya kangkung (Ipomea Raptan Pair)
2. Memperhatikan kebutuhan air, agar kebutuhan
air pada tanaman kangkung dapat selalu terpenuhi sehingga hasil budidaya dapat
memberikan keuntungan yang maksimal.
DAFTAR PUSTAKA
Anonim.1999. Kangkung. ASRI Cara Budidaya Kangkung Darat
Secara Komersil.
Widiyanto,Eko. 1991.Bercocok Tanam Kangkung Darat. Sinar Tani.
Git.1993.Kangkung Darat Dua Puluh Hari Sudah Bisa Dipanen.
Santoso,Hieronymus Budi. 1990. Kangkung Darat Suara Karya Minggu.
Widiyanto,Eko. 1991.Bercocok Tanam Kangkung Darat. Sinar Tani.
Git.1993.Kangkung Darat Dua Puluh Hari Sudah Bisa Dipanen.
Santoso,Hieronymus Budi. 1990. Kangkung Darat Suara Karya Minggu.
Mulya, Sarja.1979. Kangkung
Darat. Majalah Trubus.